Senin, 15 April 2013
Leonhard Euler: Ahli Matematika Jenius di logo Google
Hari ini, 15 April 306 tahun lalu, seseorang yang dijuluki sebagai salah satu orang terjenius dunia, Leonhard Euler terlahir. Jika Anda melihat tampilan Google Doodle hari ini tanggal 15 April 2013, Anda akan menyaksikan rumus temuannya yang telah membantu kemajuan dunia hingga hari ini.
Tak salah memang, jika Leonhard Euler disejajarkan dengan tokoh-tokoh masyhur dunia sepeti Archimedes dan Isaac Newton. Ia bukan hanya seorang matematikawan, tetapi juga ahli fisika dan ilmuwan yang hasil-hasil karyanya memperkaya ilmu matematika murni dan terapan.
Satu yang paling menarik dari Euler adalah kesetiaannya pada agama. Ia bukanlah seseorang yang mengingkari Tuhan. Bahkan, kitab suci menjadi inspirasi bagi karya-karya Leonhard Euler.
Ketika kecil, Leonhard Euler nyaris dijadikan seorang pastur oleh sang ayah. Namun, sebuah kalimat bijak dari sang guru, Johann Bernouli telah mengantar Leonhard Euler menjadi salah satu ahli matematika terbesar dalamsejarah. Namanya, tak hanya sejajar dengan sang guru yang dilabeli sebagai matematikawan terbaik Eropa. Tetapi juga, dengan orang-orang tercerdas sepanjang masa seperti Archimedes, Isaac Newton, dan Carl Friedrich Gauss.
Garis takdir Tuhan. Barangkali demikian yang bisa digambarkan tentang perjalanan hidup Leonhard Euler . Kedekatan sang ayah, Paul Euler dengan Johann Bernouli, membuat Leonhard yang diterima masuk Universitas Basel ketika berusia 13 tahun, menjadi kunci penting perubahan hidupnya. Meski awalnya Euler menyelami teologi, Bernouli menegaskan bahwa dirinya ditakdirkan menjadi matematikawan ulung.
Waktu membuktikan, ucapan sang guru bukan isapan jempol belaka. Ia menulis 32 buku, beberapa di antaranya mencapai dua jilid. Ratusan artikel tentang matematika dan ilmu pengetahuan dibuatnya. Bahkan, seorang Pierre-Simon Laplace, astronom Prancis, sampai mencetuskan kalimat, “Bacalah (buku Euler), dialah tuan kita semua.”
Leonhard Euler identik dengan teori graf yang terinspirasi dari upayanya memecahkan masalah, apakah seseorang mampu melewati Jembatan Konigsberg dengan sekali jalan. Euler menggunakan rumusannya untuk menjelaskan hal tersebut. Teori graph Euler ini kemudian terus berkembang hingga saat ini.
Seseorang yang demikian cerdas, kadang menjalani jalan cerita yang pahit. Demikian pula Euler. Pada umur 28 tahun, mata kanannya buta. Di usia senja, 60 tahun, mata kirinya juga hampir demikian. Operasi yang dilakukan, tak memperbaiki keadaan. Perlahan, kedua matanya buta.
Akhir hidup Euler pun pilu. Dua belas tahun sebelum meninggal, rumahnya terbakar dan harta bendanya lenyap. Selang lima tahun kemudian, istrinya meninggal dunia. Namun, keteguhan hati Leonhard Euler terus dipertahankan hingga akhir hayat. Dia, adalah salah satu orang yang mampu menggenggam keyakinan tentang Tuhan dan mengolah kecerdasan ilmu pengetahuan sekaligus.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar