1. Mesir
Di Mesir tato ditemukan pada tubuh mumi yang usianya diperkirakan pada 2.200 tahun. Banyak jenis macam tato tradisional dalam tubuh orang mesir mereka percaya sebagai jembatan penghubung menuju kehidupan setelah kematian.walaupun tidak ada pembuktian akan hal itu. Pada perjalananya seni tato memang lahir dari mesir dan itu semua diterima dalam sejarah kultur mesir.
Orang mesir kuno Memaknai seni tato sebagai:
-Penghubung dengan Ilahi.
-Penghargaan atau tindakan korban kepada dewa.
-Sebuah jimat permanen yang tidak bisa hilang.
-Perlindungan magis atau medis.
2. Jepang
Bukti awal tato di Jepang, ditemukan dalam bentuk patung-patung tanah liat yang memiliki wajah yang dicat atau diukir untuk mewakili tanda tato, diperkirakan telah ada sejak 5.000 SM. Tato di jepang digunakan untuk menglasifikasikan suatu kelompok sosial atau menandai seorang geisha dan gangster Jepang (yakuza). Tato Jepang Tradisional berbeda dari tato Barat , desain utama terdiri satu yang mencakup daerah belakang tubuh dan meluas ke arah kaki tangan dan dada. Dalam pembuatan desain tato di jepang memerlukan komitmen besar waktu, uang dan ikatan emosional terhadap tato yang akan dibuat.
3. Suku Samoa, Pasifik Selatan
4. Suku Mouri, Selandia Baru
5. Bangsa Peru
Tato Polinesia sudah ada sebelum kedatangan bangsa Eropa di Pasifik Selatan, tato ras Polinesia paling rumit dan paling terampil pada jaman dulu. Dalam perjalanan hidup mereka selalu mengadakan perubahan dalam mendesain toto dimulai dengan garis gometri yang rumit semua berkembang sampai menutupi seluruh tubuh mereka. Dalam Tonga dan Samoa bahwa tato Polinesia berkembang menjadi seni yang mempunyai nilai karya seni tinggi. Prajurit Tonga bertato dari pinggang ke lutut dengan serangkaian pola geometris, yang terdiri dari motif segitiga berulang, secara berkelompok, dan bewarna pekat . Di Samoa kuno, tato memainkan peran penting baik dalam ritual agama dan peperangan. Artis tato memegang posisi turun-temurun dan sangat istimewa.
“Warna yang mereka gunakan adalah warna hitam yang mereka siapkan dari hasil pembakaran dan juga dari jenis kacang. ini disimpan dalam kelapa batok dan dicampur dengan air kadang-kadang mereka menggunakan alat lalu dipukul-pukul kedalam kulit. Alat yang digunakan terbuat dari tulang. Joseph Banks adalah pelaut Eropa pertama yang memberikan warna mengenai motif tato terhadap penduduk Polinesia.
4. Suku Mouri, Selandia Baru
Moko sebutan bangsa Mouri wajah yang dihiasi tato spiral rumit, namun dalam prosesnya tidak hanya membuat tato,mereka senang membuat luka dalam bentuk pegunungan dan sebuah alur. Wajah yang bertato itu menjadi sumber kebanggaan untuk menjadi seorang prajurit, karena itu membuatnya gaagh saat pertempuran dan menarik untuk para wanita. Tidak hanya kaum laki-laki Perempuan pun bertato, tapi tidak panjang lebar sebagai laki-laki hanya beberapa bagian baris atau spiral yang dipakai di pipi atau dahi. Alat tato yang digunakan oleh bangsa Maori adalah potongan pahat berbentuk kecil dari tulang, kulit, atau logam yang dicelupkan dalam pigmen dan kemudian dipukul dengan palu efeknya untuk mendapatkan tonjolan bekas luka.
5. Bangsa Peru
Pada tahun 1920, para arkeolog di Peru menggali mumi bertato yang berasal dari abad 11 Masehi. Tidak banyak yang diketahui tentang makna dari tato dalam budaya masyarakat pra-Inca, tetapi sifat yang rumit dari desain menunjukkan tato yang mengalami periode panjang perjalanan suku pra-Inca selama berapa periode. Menurut Lars Krutak (Budaya – Antropolog ) bangsa ChimĂș dari Peru Pra-Columbus ditetapkan bahwa mereka mentato dengan berbagai jenis jarum (tulang ikan, burung puyuh burung beo, Keong berduri) yang telah ditemukan di pemakaman mumi. Studi Paleopathological dari ChimĂș mumi (1100-1470 M) menunjukkan bahwa praktik tato cukup umum di antara laki-laki dan perempuan. Di beberapa permukiman pesisir, di perkirakan bahwa setidaknya tiga puluh persen penduduk mungkin telah memiliki tato.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar