Jumat, 24 Mei 2013

4 Final Antara Klub Senegara di Liga Champions

1. Jelang Final Liga Champions 2013: Borussia Dortmund vs Bayern Muenchen
http://wallpict.com/wp-content/uploads/2013/05/Borussia-Dortmund-vs-Bayern-Munich-Wallpaper.jpg
Tahun ini, Bayern Muenchen akan bertemu Borussia Dortmund. Pertandingan final Liga Champions yang menghadirkan dua klub dari negara yang sama terjadi lagi untuk keempat kalinya. Berikut ini cerita singkat mengenai tiga pertandingan final antara klub senegara lainnya:

2. Real Madrid vs Valencia (Stade de France, Saint Denis-Prancis tahun 2000)

http://kkcdn-static.kaskus.co.id/images/2013/05/03/5431046_20130503084525.jpg
Partai final ini mencetak sejarah dengan mempertemukan dua klub senegara untuk pertama kalinya di babak final Liga Champions. Los Blancos Real Madrid dengan perkasa menundukkan Los Ches Valencia dengan skor telak 3-0. Setelah musim ini, Madrid kemudian memulai proyek Los Galacticos mereka seiring kedatangan Florentino Perez sebagai presiden klub. 

Sebelum menembus babak final, Raul Gonzalez dan kawan-kawan menekuk Manchester United dan Bayern Muenchen di babak perempat final dan semi final. Madrid saat itu mengusung pola tiga bek yang diisi oleh Ivan Helguera, Aitor Karanka dan Ivan Campo. Sementara lini tengah dikomandoi Fernando Redondo, yang saat itu menjadi kapten.

Sementara Valencia yang saat itu dilatih Hector Cuper juga menjalani periode terbaik mereka sepanjang sejarah. Kelak setelah final ini, mereka melaju kembali ke babak final setahun kemudian untuk bertemu Bayern Muenchen. Skuad Valencia saat itu juga dihuni barisan pemain-pemain berkelas seperti Gaizka Mendieta, Kily Gonzalez dan Claudio Lopez.

Dalam partai final ini, Valencia terlihat antiklimaks alias sudah melewati puncak performa mereka di babak-babak sebelumnya. Skor akhir 3-0 untuk Los Blancos cukup menggambarkan situasi ini. Gol-gol yang diciptakan Fernando Morientes, Steve McManaman dan Raul menamatkan perlawanan Santiago Canizares dan kawan-kawan.

3. Milan vs Juventus (Old Trafford, Manchester-Inggris tahun 2003)

http://static.liputan6.com/201302/ac_milan_vs_juventus_130222c.jpg
All Italian Final menjadi penanda hegemoni sepak bola Italia di tahun tersebut, yang juga menyertakan Inter Milan di babak semifinal. Perjalanan Milan menjadi juara cukup berliku. Mereka mengikuti ajang ini melalui babak kualifikasi karena tahun sebelumnya hanya menduduki peringkat keempat Serie A, sementara Juve mengikuti ajang ini setelah meraih scudetto tahun sebelumnya.

Milan melaju hingga ke babak final setelah sebelumnya menyingkirkan Ajax Amsterdam di babak perempat final dan rival sekota Internazionale di babak semi final. Sementara Juve melaju ke babak final setelah menyingkirkan dua jagoan Spanyol, Barcelona dan Real Madrid di babak perempat final dan semifinal.

Milan akhirnya memenangi trofi keenam mereka sepanjang sejarah lewat drama adu penalti. Kedua tim bermain imbang tanpa gol di waktu normal, dilanjutkan dengan perpanjangan waktu yang juga tak kunjung berbuah gol.

Milan sebenarnya mampu membuat gol di awal laga lewat Andriy Shevchenko, namun gol Sheva dianulir karena rekan Sheva, Rui Costa dinilai berada pada posisi offside. Kedua tim kemudian silih berganti menciptakan peluang, dengan Milan mampu melepas 14 tembakan dan Juve dengan 11 tembakan. Menjelang akhir-akhir laga dan di babak perpanjangan waktu, kedua tim terlihat lebih santai dan ingin mengakhiri laga lewat adu penalti.

Dalam babak adu penalti ini, kiper Milan Nelson Dida menjadi pahlawan dengan menepis tiga tendangan pemain Juve, David Trezeguet, Marcelo Zalayeta dan Paolo Montero. Sementara Gigi Buffon di bawah mistar gawang Juve hanya mampu menahan tendangan Kakha Kaladze dan Clarence Seedorf. Sheva kemudian menjadi algojo penentu dan mampu menaklukkan Buffon untuk menjadikan Milan sebagai pemenang.

4. Manchester United vs Chelsea (Luzhniki, Moskow-Rusia tahun 2008)

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1393032.jpg
Final ini adalah yang pertama kali diadakan di Rusia, dan secara geografis disebut final paling “timur “ yang pernah dilangsungkan. All English Final ini juga ditandai dengan insiden terkenal terpelesetnya John Terry kala dalam babak adu penalti, yang ironisnya menjadi salah satu penentu kekalahan Chelsea dari Manchester United.

Chelsea yang saat itu dibawah asuhan Avram Grant melaju ke babak final dengan menyingkirkan Fenerbahce di babak perempat final dan Liverpool di semi final. Perjalanan Chelsea juga diwarnai dengan mundurnya Jose Mourinho dari kursi kepelatihan hanya dua hari setelah Chelsea ditahan Rossenborg dalam laga pembuka kompetisi ini. Grant kemudian menggantikan posisi Mourinho hingga partai final.

Sementara Manchester United yang saat itu masih diperkuat Cristiano Ronaldo melaju ke final dengan menyingkirkan Roma dan Barcelona. Ronaldo menjadi pembuka skor lewat tandukannya di menit 26 sebelum disamakan oleh Frank Lampard dua puluh menit kemudian. Di babak adu penalti, eksekusi Ronaldo berhasil dimentahkan Petr Cech, sementara di pihak Chelsea, Nicolas Anelka menjadi pesakitan karena tendangannya diblok Edwin Van Der Sar untuk kemudian memberi United trofi.

Hal unik dari pertandingan ini justru terkait pada upaya pendukung kedua tim, yang harus melakukan perjalanan panjang ke kota Moskow demi mendukung timnya secara langsung. Mahalnya transportasi dan akomodasi memaksa para pendukung memutar otak untuk menghemat biaya. Sebagian pendukung mampu menghemat biaya perjalanan dengan penerbangan murah ke kota Riga, Latvia untuk melanjutkan perjalanan via kereta api ke kota Moskow.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar