Kamis, 26 Agustus 2010

Monalisa, Fakta dan Misteri Karya Lukis Terbesar Sepanjang Sejarah Manusia


Sebuah lukisan tua berusia lebih 500 tahun yang digantung di salah satu sudut dinding Museum Louvre di kota Paris, Perancis terus menjadikan misteri yang membingungkan khalayak ramai hingga saat ini. Lukisan cat minyak tersebut menggambarkan seorang gadis yang tidak dinafikan lagi kecantikannya. Dia kelihatan menghadap ke arah pelukis dengan kedua pergelangan tangannya dirapatkan antara satu sama lain. Sekitar 1503, lukisan itu dibuat oleh Da Vinci.
 
Mona Lisa, atau La Gioconda (La Joconde), adalah lukisan minyak di atas kayu poplar yang dibuat oleh Leonardo da Vinci pada abad ke-16. Lukisan ini sering dianggap sebagai salah satu lukisan paling terkenal di dunia dan hanya sedikit karya seni lain yang menjadi pusat perhatian, studi, mitologi, dan parodi. Lukisan ini dimiliki oleh pemerintah Perancis dan dipamerkan di Musée du Louvre di Paris.
Lukisan setengah badan ini menggambarkan lukisan wanita yang tatapannya menuju pengunjung dengan ekspresi yang sering dideskripsikan sebagai enigmatik atau misterius. Nama atau judul lukisan Mona Lisaberasal dari biografi Giorgio Vasari tentang Leonardo da Vinci, yang terbit 31 tahun setelah ia meninggal dunia. Di dalam buku ini disebutkan bahwa wanita dalam lukisan ini adalah Lisa Gherardini, istri seorang pengusaha Firenze yang kaya bernama Francesco del Giocondo. Mona dalam bahasa Italia adalah singkatan untuk madonna yang artinya adalah “nyonyaku”. Sehingga judul lukisan artinya adalah Nyonya Lisa. Dalam bahasa Italia biasanya judul lukisan ditulis sebagai Monna Lisa (dengan n ganda).
Lalu La Gioconda adalah bentuk feminin dari Giocondo. Kata giocondo dalam bahasa Italia artinya adalah “riang” dan la gioconda artinya adalah “wanita riang”. Berkat senyum Mona Lisa yang misterius ini, frasa ini memiliki makna ganda. Begitu pula terjemahannya dalam bahasa Perancis; La Joconde. Nama Mona Lisa dan La Giocondaatau La Joconde menjadi judul lukisan ini yang diterima secara luas semenjak abad ke-19. Sebelumnya lukisan ini disebut dengan berbagai nama seperti “Wanita dari Firenze” atau “Seorang wanita bangsawan dengan kerudung tipis”.
 
Pembuatan
 
Da Vinci itu tidak menyelesaikan dengan singkat lukisan tersebut, ketelitian serta berbagai penekanan dalam proses menghasilkan karya seni tinggi yang menyebabkan lukisan berjudul ‘Mona Lisa’ itu rampung empat tahun kemudian. Kini, setelah lebih dari 500 tahun berlalu, lukisan agung dengan lebar 53 cm dan panjang 77 cm itu tergantung di balik cermin yang terlindungi. Sebelum dipindahkan ke suatu galeri khusus pada April 2005, jutaan wisatawan dari seluruh dunia mengunjungi Museum Louvre semata-mata hanya ingin melihat potret yang penuh dengan misteri dan enigma itu.Selain kekaguman akan karya seni yang memukau, tanda tanya pasti ada dibenak orang-orang yang memerhatikan dengan teliti raut wajah pada lukisan tersebut. Banyak yang mengatakan, jarang sekali manusia yang memiliki senyuman “semisteri” senyuman Mona Lisa. Bentuk senyuman itu tampak berbeda apabila dilihat dari sudut yang berlainan berlainan.
Ketakjuban akan senyuman itu menyebabkan ia menjadi suatu obyek penelitian. Para ahli psikologi dan pengkaji seni berusaha untuk menafsirkan makna di sebalik senyuman Mona Lisa. Sudut-sudut terkecil dalam lukisan berkenaan diteliti demi upaya untuk membongkar rahasia yang menyelubungi lukisan wanita tersebut. Dengan kecanggihan teknologi olah digital, sosok didalam lukisan direka ulang untuk mengetahui perasaan sang model ketika ia melepaskan senyuman seunik itu.
Program komputer yang dikembangkan di Universitas Illinois dan Universitas Amsterdam membandingkannya dengan berbagai ekspresi wajah manusia. Mengukur dengan sangat teliti bentuk seperti lengkungan bibir dan kerutan sekitar mata untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Hasilnya, program ‘pengenal emosi’ itu memberikan kesimpulan bahwa wanita dalam lukisan Da Vinci tengah berada dalam beberapa kondisi emosional, 83 persen dikatakan gembira, sembilan persen muak, enam persen takut dan dua persen marah.
Pada tahun 2003 ilmuwan dari Harvard University mengatakan bahwa cara mata-nya memandang membuatkan senyuman Mona Lisa hanya tampak unik ketika seseorang memandang bagian lain dari lukisan tersebut. Baru-baru ini pula, sekumpulan penyelidik Kanada mencoba membongkar misteri dengan mengasumsikan bahwa senyuman Mona Lisa sebagai tanda kegembiraan wanita yang baru saja melahirkan anak keduanya.
Asumsi tersebut berdasarkan penemuan beberapa pengkaji yang mengamati bagian lukisan menggunakan cahaya inframerah dan teknik tiga dimensi. Dengan teknik-teknik itu, mereka dapat melihat goresan cat lapisan demi lapisan yang dihasilkan Da Vinci, selain menjumpai bagian yang tidak dapat dilihat mata kasar.
“Dari pengamatan yang sangat mendalam terhadap lukisan, jelas terlihat bahwa baju yang dikenakan oleh obyek lukisan dilapisi kain kasa lutsinar,” ujar Bruno Mottin dari Pusat Penelitian dan Restorasi Museum Perancis. Kain jenis ini banyak dipakai wanita di Italia yang sedang mengandung atau baru saja melahirkan pada abad ke-16.
Selain senyumannya yang unik, satu lagi keistimewaan gaya lukisan Da Vinci. Bola mata Mona Lisa seakan-akan sentiasa memandang ke arah pengunjung dari setiap arah dan sudut manapun mereka memerhatikan lukisan.
Akan tetapi, misteri yang dikatakan paling utama dari lukisan tersebut adalah siapakah wanita yang dijadikan model oleh Da Vinci tersebut?
Sebuah teori mengatakan sang wanita gembira kerana baru saja melahirkan anak kedua-nya. kemudian dikaitkan bahwa model Mona Lisa sebenarnya ialah Lisa Ghererdini, isteri seorang pedagang bernama Francesco de Giocondo. Nama Mona Lisa yang digunakan juga memiliki arti Madam Lisa. Selain itu, ada beberapa wanita yang dikaitkan sebagai Mona Lisa selain Lisa Ghererdini. Wanita-wanita yang turut dikaitkan sebagai model Mona Lisa ialah Isabella of Aragon, Caterina Sforza dan Constanza d’Avalos.
Seorang penulis, Serge Bramly, mengemukakan teori bahawa model lukisan Mona Lisa adalah ibu Leonardo Da Vinci itu sendiri bernama Caterina. Terdapat juga pengkaji seni yang mengatakan bahwa wajah Mona Lisa yang dilukis Leonardo tanpa merujuk kepada siapapun, sebaliknya berdasarkan kreativitas pelukis itu sendiri. Bagaimanapun juga, teori yang paling mengejutkan dikemukakan oleh Dr. Lillian Schwartz dari Bell Labs yang menyatakan bahwa Mona Lisa sebenarnya adalah wajah Leonardo Da Vinci itu sendiri dalam versi wanita.
Terungkapnya Misteri monalisa
Sejumlah ilmuwan Jerman yakin telah berhasil memecahkan misteri di balik lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci. Lisa Gherardini, istri saudagar kaya Florentine, Francesco del Giocondo, selama ini diyakini sebagai perempuan yang paling mungkin menjadi model lukisan potret abad 16 itu. Namun para ahli sejarah menduga-duga, perempuan tersenyum itu bisa jadi kekasih, ibu atau da Vinci sendiri.
Sekarang, para ahli di Perpustakaan Universitas Heidelberg mengatakan catatan yang ditulis di pinggiran buku oleh pemiliknya, Oktober 1503, membuktikan bahwa Lisa del Giocondo adalah benar-benar model lukisan paling terkenal di dunia itu. “Semua keraguan tentang identitas Mona Lisa tersingkir dengan penemuan Dr Armin Schlechter, a manuscript expert,” demikian pernyaatan Perpustakaan Universitas Heidelberg, Senin (14/1).
Sejauh ini hanya sedikit bukti yang tersedia dari dokumen-dokumen abad 16. Akibatnya ruang interpretasi terbuka luas dan banyak identitas yang dilekatkan pada Mona Lisa. Catatan di buku itu dibuat oleh pejabat kota Florentina, Agostino Vespucci, teman dekat da Vinci dalam sebuah koleksi surat oleh orator Rowami, Cicero. Catatan itu membandingkan da Vinci dengan seniman Yunandi Apelles dan menyebutkan bahwa da Vinci saat itu membuat tiga lukisa, salah satunya potret Lisa de Giocondo.
Para pakar seni yang telah menentukan tahun pelukisan Mona Lisa, mengatakan penemuan Heidelberg itu merupakan terobosan penting dan penyebutan awal yang menghubungkan dengan potret istri saudagar itu.
“Tidak perlu ada lagi alasan untuk menyebut ini perempuan lain,” kata Frank Zoellner, sejarawan seni dari Universitas Leipzig kepada sebuah radio di Jerman. Nama Lisa Gherardini sebenarnya sudah dihubungkan dengan lukisan itu sejak 1550 oleh Giorgio Vasari, seorang pejabat Italia, namun pernyataan diragukan karena dibuat lima dekade setelah lukisan itu dibuat.
Catatan di Heidelberg itu sebenarnya sudah dua tahun lalu ditemukan oleh Schlecter. Meski sudah tercantum dalam katalog, namun temuan itu tidak dipublikasikan secara luas sampai seorang penyiar radio Jerman membuat rekaman di perpustakaan itu. Lukisan yang kini dipajang di Museum Louvre Paris itu juga dikenal dengan sebutan La Gioconda, yang dalam bahasa Italia berarti perempuan yang gembira. Namun bisa juga merujuk pada nama hasil perkimpoian perempuan itu.
Penelitian Ilmiah
Senyum Mona Lisa yang menyimpan misteri selama ini tetap menjadi misteri. Namun ilmuwan Prancis menyatakan berhasil membongkar beberapa rahasia lukisan Mona Lisa setelah melakukan penelitian terhadap tujuh lukisan Leonardo da Vinci yang merupakan koleksi Museum Louvre di Paris, termasuk lukisan Mona Lisa itu sendiri.
Tujuan penelitian tersebut adalah untuk menganalisis digunakannya secara berturut-turut lapisan super tipis oleh Leonardo dalam lukisan-lukisannya. Diyakini, Leonardo menggunakannya untuk menghadirkan efek kualitas gambar yang kabur atau samar-samar.
Para ahli dari Center for Research and Restoration of the Museums of France membuktikan bahwa Leonardo memberikan hingga sedikitnya 30 lapisan cat di karya-karyanya untuk menghadirkan nuansa tertentu.  “Lapisan yang digunakan adalah lapisan setebal kurang dari 40 micrometer, atau kurang dari setengah ketebalan satu helai rambut manusia,” ungkap Philippe Walter, salah satu peneliti.  Melalui teknik yang dikenal sebagai sfumato tersebut, Leonardo diyakini mampu menghadirkan kualitas kabur yang disertai ilusi kedalaman dan bayangan. Penelitian inilah yang sebelumnya masih jarang dilakukan karena peneliti kesulitan mendapatkan sample dari lukisan tersebut.
Untuk menganalisisnya, ilmuwan asal Prancis menggunakan teknologi X-ray fluorensensi spektroskopi yang tidak merusak lukisan tersebut. Gunanaya adalah untuk mempelajari lapisan-lapisan cat dan komposisi kimianya. Alat untuk melakukan spektroskopi tersebut dibawa ke Museum Louvre dan langsung dihadapkan pada lukisan-lukisan Leonardo.  “Dengan alat tersebut kita dapat dengan presisi menentukan campuran pigmen yang digunakan sang pelukis untuk tiap lapisan catnya. Hal itu sangat penting untuk menganalisis teknik melukisnya,” papar Walter.
Para ilmuwan juga membuktikan bahwa Leonardo tidak hanya puas dengan satu teknik melukis. Leonardo terbukti terus mencoba metode baru.  “Kadangkala ia menggunakan teknik glasir, tapi tidak seterusnya. Di lukisan Mona Lisa, ia menggunakan oksida mangan untuk menciptakan bayang-bayangnya. Kadang kala ia juga menggunakan tembaga,” tambah Walter.  Selama ini diyakini bahwa Mona Lisa adalah gambaran Lisa Gherardini, istri pedagang Florence Francesco del Giocondo. Leonardo melukisnya di tahun 1503.
Mirip Da Vinci
Sekelompok ilmuwan Italia percaya bahwa kunci untuk memecahkan teka-teki itu ada. Dan mereka meminta izin dari otoritas Prancis untuk menggali kuburan dan melakukan tes karbon dan tes DNA. Jika tengkorak utuh, para ilmuwan bisa masuk ke jantung pertanyaan yang mengusik sarjana dan masyarakat selama berabad-abad yaitu identitas Mona Lisa.
Selain itu menciptakan secara virtual dan merekonstruksi wajah Leonardo, dan membandingkan dengan wajah yang tersenyum di lukisan. “Kami tidak tahu apa yang kita temukan jika makam dibuka, kita bahkan bisa saja menemukan biji-bijian dan debu,” kata Giorgio Gruppioni, seorang antropolog yang berpartisipasi di proyek itu. “Tapi jika tetap dijaga dengan baik, mereka adalah arsip biologis peristiwa dalam kehidupan seseorang, dan kadang-kadang dalam kematian mereka.”
Pemimpin kelompok, Silvano Vinceti, mengatakan akan menekankan rencananya itu pada pejabat Prancis yang berwenang di situs pemakaman di Puri Amboise. Di Prancis, penggalian membutuhkan prosedur hukum yang panjang, dan sebelum-sebelumnya akan memakan waktu lebih lama lagi, jika melibatkan orang besar seperti Leonardo.
Jean-Louis Sureau, direktur puri abad pertengahan yang terletak di Lembah Loire Prancis mengatakan, setelah permintaan formal dibuat maka sebuah komisi ahli dibentuk. Setiap permintaan kemudian akan didiskusikan dengan Departemen Kebudayaan Perancis, kata Sureau. Leonardo pindah ke Prancis atas undangan Raja Francis I dan mendapat gelar “pelukis pertama raja.” Ia menghabiskan tiga tahun terakhir hidupnya di sana, dan meninggal di Cloux, pada tahun 1519 dengan usia 67 tahun.
Tempat pemakaman aslinya adalah di gereja istana Saint Florentine yang hancur saat Revolusi Perancis dan diyakini akhirnya dipindah di Kapel Saint-Hubert dekat benteng. Batu nisan hanya tertulis “Leonardo da Vinci”. “Makam Amboise itu makam simbolis dan menimbulkan tanda tanya besar,” kata Alessandro Vezzosi, direktur sebuah museum yang didedikasikan untuk Leonardo di kota kelahirannya Tuscan Vinci.
Vezzosi yang tidak terlibat dalam proyek, mengatakan bahwa menyelidiki makam bisa membantu mengidentifikasi tulang pelukis itu dengan pasti dan memecahkan pertanyaan-pertanyaan lainnya, seperti penyebab kematiannya. Dia bilang dia diminta untuk membuka makam pada tahun 2004 untuk mempelajari tetapi Puri Amboise menolaknya
Fakta Tentang Monalisa
  • Lukisan itu menjadi populer setelah dicuri dari Muzium Louvre pada 21 Agustus 1911. Seorang pekerja musium bernama Vincenzo Peruggia akhirnya terbukti bersalah atas kasus tersebut. Lukisan itu ditemukan dan dikembalikan kembali ke Museum Louvre dua tahun kemudian.
  • Popularitas lukisan Mona Lisa dijadikan sebagai inspirasi karya lagu lebih dari 10 kali, juga diangkat sebagai tema film dan berbagai seni sastra lainnya.
  • Nama ‘Mona Lisa’ diberikan kepada lukisan tersebut 31 tahun setelah kematian Da Vinci. Selain Mona Lisa, judul lainnya adalah ‘La Gioconda’.
  • Terdapat beberapa perbedaan pendapat yag mengatakan bahawa Mona Lisa membiarkan rambutnya terurai hingga ke bahu seperti terlihat dalam lukisan. Namun hal itu disanggah dengan kenyataan bahwa seakan-akan rambut itu sebenarnya adalah kain pelindung kepala dan hanya beberapa helai rambut yang terlihat. Sebab perbuatan membiarkan rambut bebas terurai di zaman Renaissance adalah ciri wanita muda yang tidak memiliki sopan santun.

  

 

Gambar Monalisa dan Saudaranya





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar